Duta Besar Australia Tertarik Produk-Produk PT PAL Indonesia (Persero)

Surabaya, 20 Februari 2020. Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) Budiman Saleh didampingi Direktur Keuangan Irianto menyambut hangat kunjungan Duta Besar Gary Quinlan yang didampingi oleh Konsul Australia di Surabaya Chris Barnes pada Kamis, 20 Februari 2020. Dalam sambutannya Direktur Utama mengucapkan selamat datang dan kebanggaan atas kunjungan Duta Besar Gary Quinlan. Sementara Duta Besar Gary Quinlan menyampaikan terimakasih atas sambutan yang diberikan serta mengungkapkan bahwa kunjungannya merupakan tindak lanjut dari kerjasama Comprehensive Partnership Agreement (CPA) antara Pemerintah Australia dan Indonesia. di mana salah satu poin utama kerjasama tersebut adalah sektor pertahanan dan keamanan termasuk industri pertahanan.

Gambar 1. Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero)  berdiskusi dengan Duta Besar Australia.

Dalam pertemuan yang penuh keakraban Direktur Utama berkesempatan untuk menyampaikan profil serta produk-produk yang menjadi unggulan PT PAL Indonesia (Persero) seperti Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 Meter, varian Kapal Landing Platform Dock (LPD), Kapal Selam Nagapasa Class, Dual Fuel Barge Mounted Power Plant (BMPP), hingga produk-produk LNG seperti LNG carrier 7500 M3. Duta Besar Gary Quinlan dalam kesempatan tersebut memuji kapabilitas yang dimiliki oleh PT PAL Indonesia (Persero) serta tertarik terhadap produk-produk PT PAL Indonesia (Persero) seperti varian kapal LPD yaitu Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) dan LNG carrier.

Gambar 2. Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) menyerahkan cindramata kepada Duta Besar Australia.

Australia merupakan negara kontinental yang secara geografis berbeda dengan Indonesia sebagai negara kepulauan. Secara kebutuhan, Australia pun berbeda dengan Indonesia. Namun Australia memiliki lingkungan penyangga berupa wilayah kepulauan yaitu negara-negara Pasifik Selatan. Hubungan Australia dengan negara-negara Pasifik Selatan dapat diilustrasikan dalam konsep hub and spokes. Negara-negara Pasifik seperti Kepulauan Solomon, Fiji, Papua Nugini dan lainnya merupakan negara sphare of influence Australia yang secara tradisional memiliki hubungan dekat dan erat termasuk mendapatkan bantuan-bantuan sosial hingga Alutsista. Australia menerapkan strategi kebijakan forward defence yang memungkinkan untuk melumpuhkan calon agresor atau obyek asing potensial di luar wilayah kedaulatan Australia. Negara-negara di wilayah tersebut harus terus di-maintenance dalam konteks persaingan regional dengan Tiongkok. Negara-negara tersebut sangat vital karena merupakan “pintu masuk” ke Australia.

Gambar 3. Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) mendampingi Duta Besar Australia site visit Produksi Kapal BRS.

Berbagai ancaman militer maupun non militer terhadap Australia dapat dipastikan melalui wilayah-wilayah tersebut. Urgensi terhadap isu-isu tersebut terlihat salah satunya dari kebijakan imigrasi Australia untuk menempatkan imigran gelap di fasilitas detensi di luar teritorial Australia seperti di Nauru. Dengan situasi tersebut Australia dapat menempatkan kapal KCR dan varian-varian kapal LPD, untuk memastikan keamanan negara-negara Pasifik Selatan untuk menjamin keamanan Australia. Produk kapal niaga seperti LNG carrier 7500 M3 dapat digunakan untuk mengangkut suplai LNG dari Australia ke Pasifik Selatan, kapal tersebut berukuran sedang yang dapat bersandar di pelabuhan dengan fasilitas yang terbatas.

Kunjungan Duta Besar Gary Quinlan diakhiri dengan site visit pada Fasilitas Produksi Kapal Bantu Rumah Sakit PT PAL Indonesia (Persero).

Disiapkan Oleh: Departemen Humas PT PAL Indonesia (Persero).